Desa Kareo merupakan salah satu desa di wilayah Kecamatan Banjaran dengan luas wilayah 97,5 hektar. Secara geografis, desa ini berbatasan dengan Desa Panyindangan di sebelah utara, Desa Banjaran di sebelah selatan dan barat, serta Desa Sunia Lama di sebelah timur. Desa Kareo berada pada dataran tinggi dengan ketinggian sekitar 800 meter di atas permukaan laut. Sebagian besar wilayahnya berupa lahan pertanian dengan kontur tanah 65% berbukit, 25% datar, dan 10% berupa lereng. Sungai-sungai yang mengalir di wilayah ini, seperti Cipager, Cikaweni, dan Cipomporang, menjadi sumber daya air penting bagi pertanian masyarakat.
Secara historis, Desa Kareo dibentuk pada tahun 1942 sebelum kemerdekaan Indonesia. Nama Kareo diambil dari pohon kareo, tanaman langka yang kini sudah tidak ditemukan lagi. Sejak berdirinya, desa ini telah dipimpin oleh sejumlah kepala desa, mulai dari Kuwu Saleh (1942–1957), dilanjutkan oleh H. Mansur (1957–1969), Hasan Ma’mun (1969–1979), Uba Sobari (1979–1991), Udin sebagai Pejabat Sementara (1991–1994), Ambari juga sebagai Pejabat Sementara (1994–2003), Asep Saepudin (2003–2012), Tris Indrayanti (2012–2014), Saeful Rachmat sebagai Pejabat Sementara (2015), Bobon Johari, S.Pd.I (2015–2021), hingga kepemimpinan saat ini oleh Jajang Karya Permana (2021–Sekarang).
Pembangunan desa terus berlangsung dari masa ke masa, ditandai dengan pembangunan berbagai infrastruktur penting seperti balai desa, sekolah, jembatan, bendungan, jalan desa, hingga fasilitas umum seperti posyandu, drainase, serta sarana air bersih dan sanitasi. Selain kaya akan potensi alam, Desa Kareo juga memiliki tradisi dan kearifan lokal yang masih dijaga, seperti syukuran panen, bubur syura setiap bulan Muharam, hingga peringatan Maulid Nabi dengan kegiatan MTQ, pawai obor, serta doa bersama di masjid. Tradisi ini mencerminkan nilai gotong royong dan spiritualitas masyarakat yang kuat.
Dengan sejarah, budaya, serta potensi sumber daya alam yang dimiliki, Desa Kareo terus berkembang sebagai desa agraris yang menjunjung tinggi kebersamaan dan pembangunan berkelanjutan.